PENGOBATAN herbal atau jamu lazimnya lebih disukai oleh orang-orang lanjut usia (lansia). Obat-obatan alami itu dianggap lebih aman karena lebih minim bahan kimia. Mengonsumsi suplemen herbal tetap dilakukan oleh orang-orang yang harus rutin minum obat. Pertimbangannya, mengonsumsi bahan tersebut membantu penyembuhan dengan cara yang lebih alami.
Namun, sebuah penelitian yang dimuat dalam the Journal of American College of Cardiology menyarankan kita untuk lebih berhati-hati jika mengonsumsi obat kimia dan herbal secara bersamaan. Terutama, ginkgo biloba yang populer sebagai bahan pemacu konsentrasi.
Konsumsi ginkgo biloba dan obat dari dokter secara bersama-sama mengakibatkan gangguan detak jantung. Apalagi, lansia umumnya menderita lebih dari satu penyakit jantung-pembuluh darah. Mereka mengonsumsi lebih banyak varian obat dan tubuhnya lebih rentan terhadap penyakit. “Kadang, mereka tidak tahu bahwa ramuan herbal berefek negatif. Mereka hanya tahu bahwa yang alami itu lebih aman,” kata Dr Arshad Jahangir dari Mayo Clinic, Arizona.
Kendati demikian, hasil penelitian itu disanggah oleh The Council for Responsible Nutrition, sebuah lembaga yang mewadahi industri pengobatan. “Membeli bahan herbal dari perusahaan dengan reputasi bagus lebih baik dan lebih aman,” tutur Douglas MacKay, wakil ketua The Council for Responsible Nutrition. Jadi tetap harus hati-hati dan waspada dalam menentukan pilihan pengobatan pada kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar